Face to face

I caught the end of a programme last night about the rising incidents of violent street crime. The last words was from a member of the public was along the lines of, “we need to see police on the…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Pembelajaran Jarak Jauh yang Berdampak bagi Psikologis Siswa

Pembelajaran Jarak Jauh atau yang biasa disingkat PJJ ternyata berdampak bagi banyak unsur pendidikan yang salah satunya adalah siswa/ mahasiswa itu sendiri. Berdasarkan infomasi yang dilansir melaui bebas.kompas.id, siswa ternyata merupakan unsur paling terdampak selama proses pembelajaran jarak jauh. Mereka harus melakukan penyesuaian akademik, membatasi interaksi sosial, dan mengalami perasaan negatif. Hal ini diperkuat dengan bukti berdasarkan survei yang dilakukan oleh sejumlah dosen di Departemen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Mereka melakukan survei kepada 1.403 responden siswa dari 21 provinsi di Indonesia. Penelitian menggunakan kuesioner daring yang disebar secara acak melalui jejaring media sosial selama 6–12 Mei 2020. Dari sisi jenjang pendidikan, responden SMP mencapai 753 orang, SMA 351 orang, dan perguruan tinggi 299 orang. Sebanyak 19,6 persen dari total responden mengaku cemas dan khawatir, 12,5 persen merasa bosan, 9 persen merasa akan kehilangan kemampuan penguasaan materi, dan 8,3 persen merasa akan butuh liburan jika pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) diperpanjang.

Berdasarkan dari hasil survei yang dilakukan, persentase responden yang mengatakan bahwa PJJ ini membuat mereka menjadi cemas dan khawatir menempati posisi tertinggi. Secara psikologis, hal yang membuat peserta survei merasakan hal yang negatif adalah adanya pengurangan penguasaan materi selama PJJ. Mereka harus melakukan penyesuaian akademis dan memiliki interaksi sosial yang terbatas. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali kemampuan untuk mengenali emosi diri guna menjamin kesejahteraan psikologisnya selama menjalani PJJ. Program konseling teman sebaya (peer counseling) perlu dikembangkan untuk membantu siswa yang membutuhkan sehingga mereka bisa bersama-sama melewati stres selama PJJ.

Pembahasan mengenai dampak sikologis yang dialami oleh siswa maupun mahasiswa dari keberjalanan PJJ ini menjadi suatu hal yang menurut saya sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena menurut saya, menjadi insan akademis yang berhasil bukan hanya terbatas memiliki hasil pengetahuan yang memadai melainkan juga bisa memperolehnya melalui proses yang berkesan dan menyenangkan. Oleh karena itu, mungkin kita sebagai mahasiswa juga pernah merasakan bahwa PJJ membuat kita semakin merasa cemas dan lain sebagainya. Maka menurut saya isu ini sangat dekat dan penting untuk diangkat dan didiskusikan bersama.

Berbicara mengenai hal tersebut, saya sebagai salah satu mahasiswa juga merasakan dampak perubahan sikologis selama melakukan PJJ ini. Beberapa alasan yang diutarakan dalam artikel diatas juga sejalan dengan apa yang saya alami. Dikatakan bahwa alasan pertama timbulnya perasaan negatif adalah karena pengurangan penguasaan materi selama PJJ. Saya merasa bahwa selama PJJ ini media dan metode pengajaraan yang dipilih oleh tiap dosen menjadi berbeda. Sebagian perubahan metode tersebut juga ada yang berdampak bagi kurangnya penguasaan materi yang saya lakukan dalam bidang akademis. Hal ini juga nantinya berhubungan dengan alasan kedua, yaitu terbatasnya interaksi sosial. Kurangnya interaksi sosial ini juga berdampak bagi kurangnya penguasaan materi pembelajaran. Hal ini karena bila kita bandingkan dengan metode pembelajaran normal, bila ada suatu hal yang membingungkan dari segi materi, kami bisa langsung untuk berinteraksi untuk bertanya baik kepada dosen maupun teman yang ada di sekitar kita.

Selanjutnya, mengenai cara yang perlu dilakukan untuk bisa mengurangi perasaan negatif tersebut selama PJJ. Solusi yang ditawarkan dalam artikel diatas adalah bahwa kita disarankan untuk memiliki program konseling teman sebaya. Menurut saya hal tersebut sangatlah bisa membantu mengurangi stress dan bisa menyelesaikan beban secara bersama. Kita ketahui bahwa bukan hanya kita saja yang merasa stress atau memiliki beban. Maka, dengan bercerita dan bekerjasama dengan teman yang juga sama-sama memiliki kewajiban yang serupa, tentunya bisa meringankan beban kita juga dan berakhir pada penurunan stress dikala menjalani PJJ. Bercerita dan mengungkapkan perasaan, menurut saya pribadi adalah cara yang paling manjur untuk bisa mengurangi stress. Namun, yang perlu kita sadari bersama adalah mungkin ada teman-teman kita yang tidak mau untuk menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Pada dasarnya, cara orang untuk mengurangi stressnya berbeda-beda dan tentunya mereka bisa mencari cara yang paling tepat untuk diri mereka masing-masing terutama selama PJJ ini.

#BerpikirSebelumBerpendapat #BukanSJW #OSKMITB2020 #TerangKembali

Add a comment

Related posts:

The Fix Is In

When someone compliments my appearance, (“I love your handbag,” “those shoes look adorable on you,” “your look is on-point, where do you shop?”) I get a warm feeling inside. It’s ironic, because I…

How to Nail Your US Fundraising

The VC industry has dramatically evolved over the years. There are a lot more VC funds and funding in the ecosystem today than ever before. Power in the VC industry has also started to shift to new…

Western Beef supermarket is a proud early adopter of Healthy Savings which helps customers save money when they purchase healthy products

Food Lion this week plans to begin accepting the Healthy Savings card, which gives shoppers discounts on better-for-you foods. The Salisbury, N.C.-based grocery chain said that, starting on Aug. 7…